10 Bandara Alternatif Siap Antisipasi Erupsi Gunung Agung
04.30 |

Jakarta - Fenomena alam yang terjadi di Pulau Dewata Bali terus dipantau Kementerian Pariwisata (Kemenpar). Berbagai skenario dipersiapkan sebagai antisipasi jikalau hal buruk terjadi. Tentunya antisipasi ini harus dilakukan dengan melibatkan koordinasi aneka macam pihak.
"Semua bergerak. BNPB, Kepolisian, Kemenhub, Kemenkes, Pemprov Bali, AP I, dan lainnya dengan spirit Indonesia Incorporated," ujar Menteri Pariwisata, Arief Yahya.
Tim Crisis Center Kemenpar semenjak ahad lalu mulai bergerak menurunkan tim STP Nusa Dua Bali di lapangan. Mereka menawarkan laporan harian ke Gedung Sapta Pesona dan diekskalasi setiap saat.
"Customer kita ialah wisatawan dan Bali ialah 40 persen pintu masuk wisman ke Tanah Air, sudah tentu kita juga ikut turun," ucapnya.
Soal transportasi dan alternatifnya, Arief memperkuat pernyataan Kemenhub. Sebab, pemerintah satu suara, satu koordinasi, dan bergerak bersama.
"Dengan asosiasi, ibarat PHRI, Asita, dan lainnya juga sudah berkoordinasi untuk mengantisipasi segala kemungkinan," lanjutnya.
Termasuk usul harga diskon khusus kepada wisman yang terjebak di Bali dikala liburan. Pengalaman Gunung Raung yang erupsi dan membuat Bandara Ngurah Rai off juga mampu dijadikan referensi.
"Overland kalau dikelola dengan baik mampu berdampak positif juga," tambahnya.
Presiden Direktur AirNav Indonesia Novie Royanto Raharjdo di sela-sela program Asia Europe Meeting Transport Minister Meeting (ASEM TMM) di Hotel Westin Nusa Dua pada Selasa (26/9/2017) turut angkat bicara soal keselamatan penerbangan.
"Kami sudah mengantisipasinya dengan semua stakeholder terkait. Jika satelit mengatakan sudah terjadi erupsi dan terdeteksi dari udara dengan valid, maka pesawat dari manapun juga akan kami alihkan jalurnya dan pendaratannya. Hal ini juga sudah kami koordinasikan dengan para menteri perhubungan Eropa dan Asia di program ASEM TMM ini," jelasnya.
Asia Europe Meeting Transport Minister Meeting (ASEM TMM) merupakan program yang juga didukung oleh Kemenpar. Kementerian di bawah komando Arief Yahya ini mendukung aneka macam acara di bawah koordinasi Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Bidang Promosi Wisata Pertemuan dan Konvensi Asdep Pengembangan Segmen Pasar Bisnis dan Pemerintah.
Novie mengungkapkan jikalau erupsi nantinya sudah mengganggu penerbangan di Bandara Ngurah Rai, pihaknya juga akan mengevekuasi wisatawan ke bandara lain dengan moda tranportasi darat.
"Erupsi ini kehendak Tuhan, kita sebagai insan hanya menyerahkan yang Maha Kuasa. Namun jikalau memang terjadi letusan dan Erupsi, kita sudah mempersiapkan bus dengan semua pihak terkait dan mampu kembali menerbangkan wisatawan ke manapun tujuan mereka. Terima kasih juga dukungan Kemenpar di program ini alasannya dengan program ini semangat Indonesia Incorporated dari semua pihak terkait dapat dibicarakan di pertemuan ini," ucapnya.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menambahkan pihaknya telah menyiapkan 10 bandara untuk mengantisipasi peningkatan acara Gunung Agung.
"Ada sepuluh bandara yang kita siapkan untuk mengantisipasi erupsi Gunung Agung yaitu di Jakarta, Makassar, Surabaya, Balikpapan, Solo, Ambon, Manado, Praya, Kupang, dan Banyuwangi. Ke sepuluh bandara tersebut sebagai bandara alternatif bagi pesawat yang melayani rute penerbangan ke Bandara Ngurah Rai yang ditutup apabila terdampak bubuk vulkanik Gunung Agung.
Menurut Budi, diperkirakan terdapat 5.000 penumpang yang akan terdampak bila Bandara Ngurah Rai ditutup akhir erupsi Gunung Agung. Untuk mengantisipasi hal tersebut, ia mengatakan telah menyiapkan dua rencana. Rencana pertama memindahkan penumpang ke rute Banyuwangi dan Praya. Rencana kedua antara Banyuwangi dan Surabaya melalui jalur darat.
"Kemenhub telah menyiapkan 100 bus untuk mobilisasi penumpang keluar Bali melalui Banyuwangi, Surabaya, dan Praya. Dari jumlah 5.000 penumpang yang diperkirakan terdampak, 70 persennya diperkirakan akan keluar dari Bali. Sedangkan 30 persennya merupakan penumpang yang berasal dari Bali sehingga tidak diharapkan kendaraan untuk mengantar," paparnya.
Untuk penanganan selanjutnya, penumpang akan diserahkan kepada masing-masing maskapai penerbangan setelah tiba di Surabaya, Banyuwangi, dan Praya. Ke sepuluh bandara yang disiapkan ialah untuk alternatif pendaratan (divert) terhadap pesawat yang sudah terbang menuju Bali.
"Jadi pesawat akan didaratkan ke lokasi terdekat pesawat itu berada atau arah datangnya pesawat. Contohnya jikalau pesawat tersebut berada di posisi bersahabat bandara di Makassar, maka pesawat tersebut akan mendarat di sana (Makassar). Untuk pengalihan tersebut nanti Airnav yang akan melakukan," lanjutnya.
Selain itu, ia meminta masing-masing otoritas bandara berkoordinasi dengan instansi terkait. "Masing-masing otoritas harus berkoordinasi dengan instansi terkait. Contohnya jikalau turis tersebut harus over stay alasannya kejadian erupsi Gunung Agung maka Imigrasi harus menawarkan pinjaman terkait perpanjangan visa turis tersebut. Untuk kelancaran barang-barang pinjaman saya minta semoga berkoordinasi dengan bea cukai," tegasnya.
Hadir pada rapat koordinasi tersebut antara lain perwakilan dari Sekretaris Ditjen Perhubungan Udara Praminto Hadi, Otoritas Bandara Ngurah Rai Herson, Plt Ditjen Perhubungan Darat Hindro Surahmat, Direktur Utama PT Angkasa Pura I Danang Baskoro, Direktur Utama AirNav Novie Riyanto, dan perwakilan airline.
Sementara itu, program ASEM TMM yang digelar di Hotel Westin Nusa Dua Bali ini memang juga menjadi episode dukungan Kemenpar. Bidang Promosi Wisata Pertemuan dan Konvensi Eddy Susilo berharap Gunung Agung tidak membawa dampak yang negatif bagi pariwisata Indonesia. Apalagi Bali merupakan salah satu destinasi yang mengusung wisata MICE yang sumbangsihnya besar untuk pariwisata Indonesia.
"Apalagi event ini merupakan event yang berskala internasional. Banyak menteri perhubungan yang hadir di program ini. Kemenpar hadir bersama Menhub juga dengan menebarkan branding Pesona Indonesia maupun Wonderful Indonesia semoga mereka terus melihat keindahan Indonesia yang memang memiliki alam yang sangat indah," ujarnya.
"Ada sepuluh bandara yang kita siapkan untuk mengantisipasi erupsi Gunung Agung yaitu di Jakarta, Makassar, Surabaya, Balikpapan, Solo, Ambon, Manado, Praya, Kupang, dan Banyuwangi. Ke sepuluh bandara tersebut sebagai bandara alternatif bagi pesawat yang melayani rute penerbangan ke Bandara Ngurah Rai yang ditutup apabila terdampak bubuk vulkanik Gunung Agung.
Menurut Budi, diperkirakan terdapat 5.000 penumpang yang akan terdampak bila Bandara Ngurah Rai ditutup akhir erupsi Gunung Agung. Untuk mengantisipasi hal tersebut, ia mengatakan telah menyiapkan dua rencana. Rencana pertama memindahkan penumpang ke rute Banyuwangi dan Praya. Rencana kedua antara Banyuwangi dan Surabaya melalui jalur darat.
"Kemenhub telah menyiapkan 100 bus untuk mobilisasi penumpang keluar Bali melalui Banyuwangi, Surabaya, dan Praya. Dari jumlah 5.000 penumpang yang diperkirakan terdampak, 70 persennya diperkirakan akan keluar dari Bali. Sedangkan 30 persennya merupakan penumpang yang berasal dari Bali sehingga tidak diharapkan kendaraan untuk mengantar," paparnya.
Untuk penanganan selanjutnya, penumpang akan diserahkan kepada masing-masing maskapai penerbangan setelah tiba di Surabaya, Banyuwangi, dan Praya. Ke sepuluh bandara yang disiapkan ialah untuk alternatif pendaratan (divert) terhadap pesawat yang sudah terbang menuju Bali.
"Jadi pesawat akan didaratkan ke lokasi terdekat pesawat itu berada atau arah datangnya pesawat. Contohnya jikalau pesawat tersebut berada di posisi bersahabat bandara di Makassar, maka pesawat tersebut akan mendarat di sana (Makassar). Untuk pengalihan tersebut nanti Airnav yang akan melakukan," lanjutnya.
Selain itu, ia meminta masing-masing otoritas bandara berkoordinasi dengan instansi terkait. "Masing-masing otoritas harus berkoordinasi dengan instansi terkait. Contohnya jikalau turis tersebut harus over stay alasannya kejadian erupsi Gunung Agung maka Imigrasi harus menawarkan pinjaman terkait perpanjangan visa turis tersebut. Untuk kelancaran barang-barang pinjaman saya minta semoga berkoordinasi dengan bea cukai," tegasnya.
Hadir pada rapat koordinasi tersebut antara lain perwakilan dari Sekretaris Ditjen Perhubungan Udara Praminto Hadi, Otoritas Bandara Ngurah Rai Herson, Plt Ditjen Perhubungan Darat Hindro Surahmat, Direktur Utama PT Angkasa Pura I Danang Baskoro, Direktur Utama AirNav Novie Riyanto, dan perwakilan airline.
Sementara itu, program ASEM TMM yang digelar di Hotel Westin Nusa Dua Bali ini memang juga menjadi episode dukungan Kemenpar. Bidang Promosi Wisata Pertemuan dan Konvensi Eddy Susilo berharap Gunung Agung tidak membawa dampak yang negatif bagi pariwisata Indonesia. Apalagi Bali merupakan salah satu destinasi yang mengusung wisata MICE yang sumbangsihnya besar untuk pariwisata Indonesia.
"Apalagi event ini merupakan event yang berskala internasional. Banyak menteri perhubungan yang hadir di program ini. Kemenpar hadir bersama Menhub juga dengan menebarkan branding Pesona Indonesia maupun Wonderful Indonesia semoga mereka terus melihat keindahan Indonesia yang memang memiliki alam yang sangat indah," ujarnya.
0 komentar:
Posting Komentar