Duka Fukushima Coba Diobati dengan Wisata
08.40 |

Fukushima - Ledakan reaktor nuklir Fukushima di Jepang tahun 2011 membuat wilayah ini menjadi kota mati. Namun, sekarang kota ini telah menjadi destinasi wisata nuklir.
Reaktor Nuklir Fukushima Daichii, begitulah nama lengkap reaktor nuklir yang terletak di Prefektur Fukushima, Jepang. Reaktor tersebut pernah terkena dampak bencana gempa bumi Tohoku 11 Maret 2011 silam. Akibatnya, salah satu reaktornya mengalami kebocoran dan limbah radioaktif pun mencemari lingkungan.
Wilayah di sekitar reaktor nuklir itu pun terkena imbasnya. Kini, zona terdampak bencana nuklir kolam kota mati, sama menyerupai Kota Chernobyl di Ukraina. Namun, penduduk Fukushima tak ingin berlarut-larut dalam kesedihan. Mereka ingin bangun dengan cara menimbulkan zona terdampak bencana nuklir menjadi destinasi wisata bencana.
Diintip detikTravel pada situs resminya, Kamis (28/9/2017) telah ada operator wisata yang melayani para wisatawan yang ingin wisata ke wilayah radioaktif ini. Operator itu yaitu NPO Nomada yang meluncurkan paket wisata ke Fukushima pada 2012 silam.
Hiroshi Miura, CEO NPO Nomada mengatakan inspirasi awal dari proyek ini didapatnya dari Hiroki Azuma, penulis buku ihwal wisata kelam di Chernobyl. Hiroshi menganggap orang-orang juga perlu mengetahui bagaimana tragedi nuklir tersebut mampu terjadi, dengan mata kepala mereka sendiri.
Namun pemerintah Jepang sendiri menganggap tidak selayaknya lokasi bekas bencana Fukushima dijadikan sebagai sebuah destinasi wisata. Meski menjadi kontroversi, Hiroshi tetap menjalankan tur ini dan ia mengklaim mendapat banyak klien wisatawan yang penasaran ingin melihat-lihat wilayah di sekitar ledakan Reaktor Fukushima.
Hiroshi juga menegaskan bahwa paket wisatanya aman, alasannya yaitu traveler akan dibekali dengan pakaian khusus yang mampu melindungi badan dari efek radiasi nuklir. Hiroshi memprediksi, di tahun 2036 traveler sudah mampu berkunjung ke sekitar Reaktor Fukushima tanpa pakaian pengaman.
Kasus maut eksklusif akhir radiasi nuklir hingga dikala ini memang belum tercatat. Namun jumlah penderita kanker tiroid di Fukushima mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Namun hal ini tidak menyurutkan para wisatawan yang ingin mencicipi dan melihat eksklusif wilayah nuklir ini, terbukti dari jumlah pengunjung yang meningkat setiap tahunnya.
Mau coba liburan ke sini, traveler?
Namun pemerintah Jepang sendiri menganggap tidak selayaknya lokasi bekas bencana Fukushima dijadikan sebagai sebuah destinasi wisata. Meski menjadi kontroversi, Hiroshi tetap menjalankan tur ini dan ia mengklaim mendapat banyak klien wisatawan yang penasaran ingin melihat-lihat wilayah di sekitar ledakan Reaktor Fukushima.
Hiroshi juga menegaskan bahwa paket wisatanya aman, alasannya yaitu traveler akan dibekali dengan pakaian khusus yang mampu melindungi badan dari efek radiasi nuklir. Hiroshi memprediksi, di tahun 2036 traveler sudah mampu berkunjung ke sekitar Reaktor Fukushima tanpa pakaian pengaman.
Kasus maut eksklusif akhir radiasi nuklir hingga dikala ini memang belum tercatat. Namun jumlah penderita kanker tiroid di Fukushima mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Namun hal ini tidak menyurutkan para wisatawan yang ingin mencicipi dan melihat eksklusif wilayah nuklir ini, terbukti dari jumlah pengunjung yang meningkat setiap tahunnya.
Mau coba liburan ke sini, traveler?
0 komentar:
Posting Komentar