Wonderful Indonesia Sihir Mal Terbesar di Muscat Oman
09.02 |

Muscat - Wonderful Indonesia berkibar di Muscat, Oman. Branding internasional milik Kementerian Pariwisata (Kemenpar) itu sukses menyihir sentra perbelanjaan terbesar, Mall Avenue dalam perhelatan Festival Wonderful Indonesia Oman yang berlangsung 2-6 Oktober 2017.
"Ini mal terbesar di Oman, ribuan pengunjung setiap hari datang ke mal ini. Apalagi Kemenpar memutuskan waktu yang tepat, yaitu ketika Timur Tengah libur mingguannya di hari Jumat. Nah, pameran ini dilaksanakan pada hari Kamis dan Jumat. Ini yaitu weekend-nya masyarakat Oman, saya yakin kita mampu menjadi sentra perhatian," ujar Duta Besar Indonesia untuk Oman, Musthofa Taufik Abdul Latif.
Benar saja, pengunjung mal itu memadati lantai 2 mal tersebut. Festival ini menyajikan pertunjukan kesenian, pelayanan informasi, dan distribusi bahan-bahan promosi pariwisata Indonesia.
Para pengunjung mengelilingi area festival, berfoto, bertanya informasi bahkan naik ke panggung untuk sama-sama bergoyang dengan penari yang telah disiapkan Kemenpar.
Seperti diketahui, promosi ini merupakan hasil kerja Kemenpar di bawah koordinasi Deputi Pemasaran Mancanegara Kemenpar Asisten Deputi Pengembangan Pasar Eropa, Timur Tengah, Amerika, dan Afrika. Tim Wonderful Indonesia ini dipimpin pribadi oleh pimpinan rombongan Rita Sofia.
Sementara pada 3 Oktober digelar industrial gathering (table top) di Sheraton Muscat Hotel. Fantastisnya lagi, mal yang memiliki 3 lantai itu menyerupai milik Indonesia. Betapa tidak, semua akomodasi videotron dan televisi mal dibalut dengan Video Wonderful Indonesia yang menjadi jawara meraih dua penghargaan dalam ajang United Nations World Tourism Organization ( UNWTO) Video Competition 2017 di Chengdu, China.
"Ini yaitu momentum yang tepat, kita harus satu visi dan misi membangun Indonesia. Kemenpar di jalurnya dengan berpromosi, kami KBRI siap mendorong Indonesia Incorporated untuk mengajak Wisman Oman berwisata ke negara kita," kata Musthofa.
Sementara Asisten Deputi Pengembangan Pasar Eropa, Timur Tengah, Amerika, dan Afrika Nia Niscaya menambahkan, wisatawan asal Timur Tengah berpotensi mengisi target pertumbuhan 12 persen wisatawan ke Indonesia per tahun dan 20 juta pengunjung pada tahun 2019.
Kemenpar memang tidak main-main dalam menggenjot wisman asal Timteng. Kementerian di bawah komando Arief Yahya itu sudah tancap gas semenjak Februari untuk menyasar Timur Tengah (Timteng). Berbagai kegiatan promosi dilakukan Kemenpar itu untuk menarik hati wisman Timteng.
"Kami tidak akan pernah meninggalkan momentum liburan summer wisman Timteng. Ini giliran pasar Oman yang kami bidik," ujar Nia.
Sejak Februari, Kemenpar bersama pelaku pariwisata Indonesia melaksanakan rangkaian promosi. Promosi itu dimulai di Jeddah Travel Show dengan sellers meet buyers.
Pada Maret 2017, imbuh Nia, Kemenpar mengundang tour operator media Timteng mengikuti aktivitas Napak Tilas Raja Salman ke Bali.
Pada April, pihaknya bersama industri mengikuti Arabian Travel Mart dengan membawa 70 industri dengan Tema Paviliun Phinisi dan Rumah Sasak.
PadaApril juga, Kemenpar ikut perhelatan Riyadh Travel Show dengan mempromosikan paket napak tilas kunjungan Raja Salman. Selain itu, pada Mei melaksanakan table top dengan enam sellers dan 60 buyers di Kuwait.
Di Mei, tepatnya pada tanggal 24 Mei 2017, Kemenpar menggelar tabel top di Dubai dengan 7 sellers dan 80 buyers. Setelah Festival Wonderful Indonesia di Oman, rencananya Kemenpar akan menggelar perhelatan Table Top di Uni Emirate Arab pada 18 sampai 19 Oktober 2017 dan di Arab Saudi (Riyadh, Dammam dan Jeddah) pada 22 sampai 25 Oktober 2017.
"Pasar Timur Tengah potensinya sangat besar. Apalagi, pengeluaran mereka di atas rata-rata. Umumnya, durasi plesiran wisatawan Timur Tengah 10,14 hari dan pengeluaran per kunjungan rata-rata per pengunjung USD 1.918, 18. Data ini berdasarkan Passenger Exit Survey. Kaprikornus Timteng sangat berpotensi," katanya.
Sementara Asisten Deputi Pengembangan Pasar Eropa, Timur Tengah, Amerika, dan Afrika Nia Niscaya menambahkan, wisatawan asal Timur Tengah berpotensi mengisi target pertumbuhan 12 persen wisatawan ke Indonesia per tahun dan 20 juta pengunjung pada tahun 2019.
Kemenpar memang tidak main-main dalam menggenjot wisman asal Timteng. Kementerian di bawah komando Arief Yahya itu sudah tancap gas semenjak Februari untuk menyasar Timur Tengah (Timteng). Berbagai kegiatan promosi dilakukan Kemenpar itu untuk menarik hati wisman Timteng.
"Kami tidak akan pernah meninggalkan momentum liburan summer wisman Timteng. Ini giliran pasar Oman yang kami bidik," ujar Nia.
Sejak Februari, Kemenpar bersama pelaku pariwisata Indonesia melaksanakan rangkaian promosi. Promosi itu dimulai di Jeddah Travel Show dengan sellers meet buyers.
Pada Maret 2017, imbuh Nia, Kemenpar mengundang tour operator media Timteng mengikuti aktivitas Napak Tilas Raja Salman ke Bali.
Pada April, pihaknya bersama industri mengikuti Arabian Travel Mart dengan membawa 70 industri dengan Tema Paviliun Phinisi dan Rumah Sasak.
PadaApril juga, Kemenpar ikut perhelatan Riyadh Travel Show dengan mempromosikan paket napak tilas kunjungan Raja Salman. Selain itu, pada Mei melaksanakan table top dengan enam sellers dan 60 buyers di Kuwait.
Di Mei, tepatnya pada tanggal 24 Mei 2017, Kemenpar menggelar tabel top di Dubai dengan 7 sellers dan 80 buyers. Setelah Festival Wonderful Indonesia di Oman, rencananya Kemenpar akan menggelar perhelatan Table Top di Uni Emirate Arab pada 18 sampai 19 Oktober 2017 dan di Arab Saudi (Riyadh, Dammam dan Jeddah) pada 22 sampai 25 Oktober 2017.
"Pasar Timur Tengah potensinya sangat besar. Apalagi, pengeluaran mereka di atas rata-rata. Umumnya, durasi plesiran wisatawan Timur Tengah 10,14 hari dan pengeluaran per kunjungan rata-rata per pengunjung USD 1.918, 18. Data ini berdasarkan Passenger Exit Survey. Kaprikornus Timteng sangat berpotensi," katanya.
0 komentar:
Posting Komentar