Mau Foto-foto Kece di Cilegon? Ini Tempatnya
03.15 |

Cilegon - Cilegon termasuk destinasi yang dekat dari Jakarta. Kalau liburan ke sana, sempatkan mampir ke Batu Lawang yang menyajikan pemandangan kota dari ketinggian.
Kota Cilegon dijuluki sebagai Kota Baja alasannya di sana berdiri pabrik pengolahan baja terbesar se-Asia Tenggara. Ya, Krakatau Steel berdiri gagah di kota itu. Pun, beberapa industri mulai dari petrokimia hingga tekstil ikut meramaikan pertumbuhan industri di Kota Cilegon.
Alhasil, banyak orang mengenal Cilegon sebagai kota dengan banyak sekali macam pabrik. Tak ayal, pemerintah kota coba mencari celah supaya sektor pariwisata dapat berkembang menambah pendapatan asli daerah dengan adanya wisata industri.
Namun siapa sangka, di balik kemegahan dan polusi udara yang ditimbulkan akhir industri tersebut, ada tempat yang dapat kita kunjungi untuk melihat lanskap Kota Baja dari atas bukit.
![]() |
Jarak tempuh dari sentra Kota Cilegon hanya memakan waktu sekitar 20 menit. Jika ditempuh dari Jakarta akan memakan waktu 2-3 jam perjalanan. Untuk menuju ke Batu Lawang, wisatawan dapat keluar di Cilegon Barat kemudian belokkan kendaraan Anda ke arah Merak. Tepat di sebelah kanan jalan, ada gapura kecil yang biasa digunakan sebagai ojek pangkalan.
Setibanya di sana, jalan menanjak akan mewarnai perjalanan Anda untuk dapat tiba di bukit Batu Lawang. Dari gapura itu wisatawan hanya memerlukan waktu sekitar 10 menit untuk hingga di titik pemberhentian.
![]() |
Wisatawan hanya perlu merogoh kocek seikhlasnya, namun biasanya orang-orang yang berkunjung ke Batu Lawang membayar Rp 5.000 sebagai tiket masuk sekaligus biaya parkir kendaraan.
Jika cuaca sedang dekat dan tak banyak kabut, bangunan industri dan perumahan warga Cilegon akan nampak jelas. Keindahan Kota Cilegon akan terlihat dari sana.
Lautan lepas Selat Sunda yang berada di sebelah kanan tampak samar-samar, di sebelah kiri terlihat perairan Banten yang biasa disebut perairan Bojonegara.
Karena pengelolaan wisata itu tak dapat suntikan dari pemerintah, maka para cowok dan warga setempatlah yang mengelola secara sukarela. Batu Lawang dibuka untuk umum semenjak 5 tahun lalu. Para pengunjung pun masih berasal dari Cilegon dan Serang, hanya sedikit wisatawan yang berasal dari luar Banten.
![]() |
"Contohnya biaya tamat hidup jikalau ada orang yang meninggal sama biaya buat bantu kalau ada orang yang sedang sakit," ujarnya.
Ia mengatakan bahwa beberapa kali pemerintah setempat mewacanakan untuk menata daerah wisata itu, namun realisasinya tak kunjung terlihat. Maka, ujar Saefulloh, tata kelola wisata alam itu ketika ini hanya seadanya.
"Beberapa tahun lalu pihak desa dan kota pernah mewacanakan itu (pengelolaan wisata) tapi hingga sekarang nggak pernah kelihatan," tuturnya.
0 komentar:
Posting Komentar