Kisah Danau Peninggalan Pangeran di Kalimantan Barat

shares

Foto: Danau Padong Pangeran di Sanggau (Kurnia/detikTravel)

Sanggau - Sanggau punya sejumlah danau yang asyik buat liburan. Cobalah kunjungi Padong Pangeran, sebuah danau yang menyimpan kisah menarik.

Bicara soal wisata alam di Sanggau seakan tak ada habisnya. Mau air terjun, sungai hingga danau, semua ada. Nah kalau berlibur ke Sanggau salah satu yang wajib dikunjungi yakni Padong Pangeran.

detikTravel bersama tim Tapal Batas detikcom mengunjungi Padong Pangeran beberapa waktu lalu. Danau ini masuk dalam Kecamatan Sekayam, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat. Dari jalan utama Sekayam danau ini tidak terlalu jauh, jalan masuknya pun sudah bagus dan mampu dilewati kendaraan roda 4.

(Kurnia/detikTravel)(Kurnia/detikTravel)
Di sini kami bertemu dengan mahir waris Danau Padong Pangeran berjulukan Gusti Zairin. Sambil duduk bersama di gazebo tepi danau, ia bercerita soal asal seruan Danau Padong Pangeran. Kisahnya, dulu ada orang China yang datang dan menggali di daerah ini alasannya yakni diduga ada harta karun di bawah tanah.

"Awal ceritanya ini bukan danau, awal ceritanya org China cari emas. Berhubung barang yang dicari tidak ada, mereka istirahat kerjanya. Oleh almarhum kakek aku Gusti Ahmad bergelar Pangeran Patih setelah dia melihat sumber air mungkin mampu dibuat danau," terang pria yang bersahabat disapa Meh ini.

Area bekas galian yang cukup luas kemudian dibendung sekelilingnya. Dengan sumber air yang memang ada di sana, terbentuklah sebuah danau. Dulu namanya yakni Padong Besar.

(Kurnia/detikTravel)(Kurnia/detikTravel)
"Dengan dibendungnya ini oleh kakek, dengan mengerahkan (orang-orang) mungkin yang tidak bayar upeti diajak kerja. Maka terjadilah ini (danau). Begitu almarhum tidak ada, dilanjutkan oleh pak Gusti Muhammad Saleh," jelasnya.

Kemudian sempat terjadi kekacauan di zaman penjajahan, pengerjaan danau pun ditinggalkan. Beberapa tahun kemudian danau dikosongkan lagi oleh sekelompok orang yang masih menganggap kalau di terdapat harta karun di sana. Namun risikonya nihil.

"Setelah dikeringkan ternyata kosong," tegasnya.

Oleh almarhum ayahanda Pak Meh, bendungan kembali ditutup dan danau kembali terisi air. Hutan disekitarnya pun kembali dilestarikan pula oleh warga setempat. Yang tadinya dikenal sebagai Padong Besar, danau pun berubah nama menjadi Padong Pangeran.

(Kurnia/detikTravel)(Kurnia/detikTravel)
"Alhamdulillah hingga sekarang inilah kenyataannya. Untuk sekarang ini disebut Padong Pangeran alasannya yakni yang memulai membangunnya ini Pangeran Patih namanya Gusti Ahmad," tuturnya.
Pengembangan danau ini pun telah diajukan ke pemerintah setempat. Para mahir waris dan warga setempat juga telah mendukung pengembangan danau ini menjadi destinasi wisata unggulan Sekayam.

"Dengan adanya pimpinan sekarang Camat Sekayam ia nampaknya peduli. Dipanggilah kita mahir waris bagaimana mendukung nggak. Maka tiap Jumat kita kerja bakti bersihin pinggir ini," ujar Meh.

Pulau di tengah danau (Kurnia/detikTravel)Pulau di tengah danau (Kurnia/detikTravel)
Kawasan Danau Padong Pangeran luasnya sekitar 8 hektar, dengan pulau di tengahnya. Pulau ini mampu dibilang 'mati' alasannya yakni benar-benar hanya berupa tanaman yang terapung. Jika air suruh pulaunya pun ikut turun, bila air penuh barulah pulau mengambang. Warga pun berencana untuk perlahan merapikan danau dan membersihkan pulau tersebut.

"Kata orang sini ini bergantung, dia kalo air kering turun, air besar naik," katanya.

Ke depannya bila lahan sudah semakin siap, di sekitar Padong Pangeran akan ditanami bunga-bunga cantik, taman serta permainan belum dewasa menyerupai ayunan. Makara traveler juga lebih asyik wisata di sini.

(Kurnia/detikTravel)(Kurnia/detikTravel)

Wisata keliling danau naik sampan

Untuk sekarang, wisata danau memang sudah mulai tertata walau belum sepenuhnya selesai. Sudah ada gazebo, serta sampan buat yang mau berkeliling. Dedi Eko, pemilik sampan mengatakan bahwa sampan yang tersedia mampu dinaiki 6 hingga 12 orang.

"Itu mampu muat 12 orang, ini 6 orang mampu cuma kan kadang sesuai kebutuhan. Ada yang pinginnya satu keluarga bareng-bareng ada juga yang mau kongkow-kongkow satu grup. Ini mampu keliling," terang Dedi Eko.

Nah naik sampan biasanya harus mendayung sendiri. Tapi terkadang juga ada yang mampu membantu ikut naik kapal dan mendayung.

(Kurnia/detikTravel)(Kurnia/detikTravel)
"Naik sampan bebas sesuka hati, tapi sama yang tahan ngayuh," katanya.

Wisata sampan di danau buka semenjak pagi hingga sore. Kalau malam Dedi tidak lagi menyewakannya demi keselamatan turis.

Selain wisata sampan traveler juga mampu memancing. Kalau datang tak membawa bekal juga mampu pesan dengan Dedi.

"Kalau mau minta dimasakin ikan nanya nomor telepon ibu dulu supaya nggak lama. Kita kalau dimasak jenis kuliner apapun Rp 80 ribu 1 kilo. Tapi kalau beli mentah Rp 50 ribu saja siapa tahu mau masak di rumah," jelasnya.

Simak terus dongeng jelajah Kabupaten Sanggau termasuk daerah Entikong di Tapal Batas detikcom!

Berikut ini video wisata naik sampan yang asyik di Danau Padong Pangeran:


0 komentar:

Posting Komentar