Kamu Ngaku laki, Cobalah Liburan ke Medan Perang
09.42 |

Moskow - Berbagai macam jenis perjalanan ditawarkan oleh distributor travel, tak terkecuali yang ekstrem. Kamu ngaku 'laki', cobalah liburan ke daerah krisis.
Dihimpun detikTravel, Kamis (3/8/2017), di ketika turis menghindari Suriah, ada operator tur di Rusia malah menyediakan tur ke sana. Traveler mampu berwisata selama 5 hari, tapi tanpa asuransi. Hehehe...
Megapolis Kurort, begitu nama operator tur yang berbasis di Moskow, Rusia. Per 2016, Megapolis Kurort meluncurkan 'Assad Tour' yang mampu mengantar turis ke negara perang berkepanjangan, Suriah.
![]() |
Orang yang berperan di balik Assad Tour ialah Anatoly Aronov. Dia sendiri melabeli wisatawan yang berminat ikut Assad Tour sebagai 'crazies' alias wisatawan nekat dan gila.
Dalam paket perjalanan ini, traveler mampu wisata ke Suriah all-in termasuk tiket pesawat PP Moskow-Damaskus, serta akomodasi. Dengan catatan, tanpa asuransi jiwa, kisaran harga yang dipatok USD 1.500 (Rp 21 juta) per orang.
Mereka para traveler 'gila' ini akan naik pesawat menuju Damaskus dan check in di hotel. Kemudian akan ada supir yang mengantarnya berkeliling.
Berkenalan dengan Traveler 'Gila'
Beda dongeng dengan distributor travel di atas, ada traveler berjulukan Drury, pria berumur 50 tahun asal Inggris. Ia sejalan dengan proposal distributor tur tadi karena lebih memilih mendatangi tempat-tempat konflik yang sering terjadi perang ketika liburan.
Bernama lengkap Andrew Drury, ialah seorang bos perusahaan konstruksi di Surrey, desa yang tak jauh lokasinya dari London. Dia sudah berkeluarga dan memiliki anak. Namun semenjak dari muda, ia tak mampu meninggalkan hobinya, yakni berlibur ke medan perang.
Kata beliau perjalanannya ialah risiko dan pelajaran. Pelajaran untuk melihat dan memahami dunia lebih dalam. 20 Tahun silam, Drury mengambil keputusan terbesar dalam hidupnya ketika memliki banyak uang, memang memudahkan dirinya untuk traveling ke daerah-daerah konflik, di Afrika misalnya.
![]() |
Ia melintasi perbatasan Uganda dan Republik Kongo. Dia berlarian di tengah perang yang pecah antara masyarakat kedua negara tersebut. Belum lagi ketika bertualang ke Chechnya. Dia sempat diincar oleh tentara Rusia ketika di tempat bekas ledakan bom. Dia melarikan diri dan mengelak untuk diintrograsi. Di Afghanistan, beliau pun bermalam di rumah penduduk yang mana orang sana sudah terbiasa memegang senjata!
Di Amerika, beliau mencicipi pengalaman yang mendebarkan. Dia pernah hidup di dalam lingkungan kelompok supremasi kulit putih di Amerika Serikat, Ku Klux Klan (KKK). Tak sembarang orang mampu bertemu dengan kelompok tersebut, serta pergerakannya sulit diketahui.
Belum lagi, dirinya sempat ketakutan setengah mati ketika mencoba berkenalan dengan suku Kurdi di Suriah. Bukan tanpa sebab, beberapa tahun belakangan ini Suriah dilanda gejolak ISIS (Islamic State of Iraq and Syria) yang dicap sebagai teroris paling berbahaya di dunia.
Tapi Drury masih mampu menjelajahi Suriah, berkenalan dengan orang setempat dan mencicipi tinggal di sana. Drury beberapa kali diingatkan, bahwa nyawa orang absurd lebih berharga di sana ketimbang apapun!
"Jangan pernah bilang kepada orang yang bertanya kepada Anda, di mana Anda tinggal dan besok mau pergi ke mana. Bahkan, kepada mereka yang sudah Anda percaya. Bilang saja, besok akan pulang," kenangnya ketika berada di Suriah.
Ada yang menarik ketika dirinya plesiran ke Mogadishu, ibukota Somalia. Seperti banyak diberitakan media internasional, Somalia kerap dilanda perang saudara dan merupakan tempat berbahaya untuk dikunjungi turis. Lalu, apa kata Drury yang pernah datang ke sana?
"Orang-orang berpikir, Somalia penuh dengan gengster dan pengedar narkoba tapi yang saya lihat tidak menyerupai itu. Mereka benar-benar mencintai orang-orang terdekatnya (meskipun seorang turis yang gres berkenalan) dan menyampaikan yang terbaik," tuturnya.
Bahkan, Drury mendirikan klub basket bagi masyarakat Mogadishu. Dia mengeluarkan kocek eksklusif untuk membangun lapangan dan kerap kali datang untuk melihat bawah umur muda di sana bermain basket. Ada rasa kekeluargaan yang erat antara Drury dengan Somalia dan beliau tak pernah duga sebelumnya.
Drury juga pernah datang Korea Utara untuk bermain golf di Pyongyang. Pengalaman-pengalamannya menjelajahi medan perang, membuatnya eksklusif dengan mental yang besar lengan berkuasa dan berani. Dia tahu harus melaksanakan apa, pergi ke mana dan tidak panik ketika perang pecah di dekatnya. Bisa di bilang dentuman senjata dan banyak sekali model senjata api bukan barang yang gres baginya.
Drury mempersiapkan perjalanan liburan ke medan perang dengan rapi. Dia tidak mau mati konyol hanya untuk datang dan kemudian tidak tahu bagaimana situasi. Maka sering kali, Drury ikut paket tur dari operator-operator tur yang memang menyampaikan perjalanan ke medan perang, menyerupai Untamed Borders.
Traveler tertarik untuk menjadi traveler 'gila'? Tapi ingat ya, jangan sembarang coba-coba mengikuti Drury jika mental dan persiapan belum matang!
0 komentar:
Posting Komentar